Bintangsatu.com,-Tulang Bawang, Sejak sepekan lalu terjadi kenaikan harga sapi hidup, Para belantik hewan ternak ini mengalami kebingungan dengan kenaikan harga jual beli hewan jenis sapi.
Kenaikan harga jual beli ini menyebabkan sebagian blantik tidak berjalan, lantaran terlalu tinggi harga beli dan kebingungan saat jual diharga tinggi, nampak disalah satu blantik sapi di Desa Penawar Jaya Kecamatan Banjar Margo ini tidak ada stock sapi di kandangnya pada kamis sore. (24/2).
Menurut agung irawan (30), ia terpaksa tidak melakukan transaksi jual beli lantaran terjadinya kelonjakan. “Sudah semingguan mas kenaikan ini, sejak itu saya tidak beli sapi lagi, Harga sapi bali sekarang bisa mengalami kenaikan 1 hingg 2 juta perekor, kalau saya beli dengan harga mahal bagaiman mana saya mau jualnya, pasti sangat kesulitan dan akan semakin lama saya tampung yang akhirnya saya rugi dipakan”. Ujar agung.
Saat ini dikandang milik agung ada 10 ekor sapi, Untuk dilakukan pengembang biakan saja. Karena harga sapi belum stabil, Sementara harga sapi saat ini jika babon bali perekor 11 juta, sapi jenis kopyor 15 juta, Sapi blasteran 13 juta. Yang sebelumnya harga sapi tidak ampai pada harga tersebut.
Selain itu, Agung akan mencoba mengembangkan sapi jenis belgian blue untuk khusus ternak, Selain harganya mahal ia pun sangat mudah dalam perawatan, kendati agak kesulitan pada proses perkawaninan suntiknya. Lantaran suntik kawin pada sapi belgian blue ini bisa terjadi hingga 4 kali baru jadi, sedangkan persekali suntik ia mengeluarkan biaya sebesar 300 ribu, lantaran saat ini tidak ada subsidi. Jika masih ditanggung subsidi seperti sebelumnya, ia cuma bayar 150 ribu atau 50 persen.
“Sapi saya ini sebelumnya saya jual kepetani, juga ke jagal daging sapi, sekaramg saja jagal sapi sudah mengeluh kok mahal betul harga sapinya, disini saya memutuskan berhenti belantik sampai harga stabil, karena belum tahu apa penyebab kenaikan harga sapi ini”. Imbuh agung pada wartawan bintangsatu.com (Ibram/Damiri)