Kampung Terisolir, Ternyata Tersimpan Sumber Daya Alam Laut Terbesar

Spread the love

Bintangsatu.com,-Tulang Bawang. Sungai Burung, Merupakan sebuah kampung yang terdapat ditepi laut sumatera bagian timur. Yang masuk dalam peta wilayah Kabupaten Tulang Bawang.

Wilayah yang memiliki luas 693.22 Ha Dan dihuni 1351 jiwa, Laki-laki 650 dan perempuan 651 Jiwa dari 315 Kepala keluarga, ternyata bagaikan hidup didalam tempurung yang terapung di atas air. Aktifitas masyarakat ini terbatas oleh air di sekelilingnya.

Keluar masuk kampung harus menggunakan kendaraan air, speedboat maupun sampan. Bagi warga yang yang tinggal kampung tersebut dan tidak memiliki Speedboat, maka mereka harus menyewa atau numpang warga yang hendak keluar desa.

Masyarakat sungai burung mayoritas bekerja sebagai nelayan, sendiri maupun buruh ikut orang lain di sekitar kampung. Karena para masyarakat kampung itu ada 2 kriteria, Buruh menjadi nelayan dan pengepul hasil tangkapan nelayan.

Selain itu, sebagian warga juga memiliki budidaya kerang hijau dan kerang dara, budidaya ini menjadi salah satu omset besar di kampung Sungai Burung. Selain hasil tangkapan para nelayan.

Kesejahteraan masyarakat di kampung ini nampak terganggu, lantaran naik turunnya harga ikan hasil tangkapan yang tidak setabil dan tidak adanya akses jalan kampung menuju keluar kampung atau sebaliknya.

Akses jalan yang masuk ke Kampung Sungai Burung ini terbatas dengan sungai yang terbentang antara sungai burung dengan perusahaan tambak udang terbesar di Lampung.

Kendaraan yang digunakan oleh warga han speedboat maupun sampan, sehingga ini menjadi kendala kelancaran pertumbuhan ekonomi. Ketika mereka hendak berbelanja masyarakat sungai burung ini memilih ke Lampung Tengah dari pada kekota wilayah Tulang Bawang. Lantaran akses jalan yang tidak dapat dilalui.

Jika masyarakat Kampung Sungai Burung hendak kekota Tulang Bawang harus melintasi sungai dengan menggunakan sampan kecil, setelah mereka menaiki speedboat, demikian sebaliknya, jika dari luar hendak masuk ke kampung tersebut

Jika ada masyarakat dari luar maka harus memarkirkan kendaraan mobilnya dihalaman warga, lalu menyeberang menggunakan sampan kecil kemudian baru ke dermaga naik speedboat maupun sampan besar.

Akses ini yang menjadi kendala masyarakat Sungai burung sejak puluhan tahun lalu, berapa banyak hilangnya omset perekonomian Tulang Bawang yang beralih ke daerah lain gara-gara tidak memiliki akses jalan.

Amir (64) salah satu warga sungai burung, ia menuturkan bahwa ia lebih mudah mencapai Lampung Tengah ketimbang ke Tulang Bawang.
“Saya kalau kepasar memilih ke Lampung Tengah dari pada ke Tulang Bawang, kalau dari depan rumah ini naik speedboat langsung sampai dipasar lampung tengah, tapi kalau Tulang Bawang banyak proses,dari rumah naik speed kemudian didermaga ganti sampan kecil yang cukup 4 orang, lalu naik mobil baru sampai tujuan”. Ujarnya

“Kepala Daerah ganti bolak balik, ia sungai burung masih juga seperti ini, tidak ada perubahan sama sekali, karena kendala akses jalan yang menjadi penghambat, Jutaan rupiah perhari incum Tulang Bawang hilang,.karena tangkapan nelayan tersebsar dikampung ini, setelah mereka bayaran jual hasil tangkapan, mereka langsung keluar belanja ke Lampung Tengah”.imbuhny

Masyarakat Kampung Sungai Burung berharap adanya perhatian pemerintah untuk mengutamakan akses jalan masuk menuju Sungai Burung dengan kendaraan, minimal sepeda motor meski bukan mobil.
(Tim Liputan)


Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *